Tidak semua orang tahu apa sebenarnya yang ada di dalam ka’bah, sebab
hanya orang-orang penting seperti presiden sebuah negara yang berhak
untuk memasukinya. Itu pun karena menjadi tamu raja di negara itu.
Kalo dari Indonesia sendiri, mantan Presiden Soeharto dan rombongan
konon malah pernah diberi kehormatan untuk masuk ke dalamnya.
Nah gambar di bawah ini, diambil pada salah satu momentum di mana ada
tamu negara yang diberi kehormatan untuk memasukinya. Dan barangkali
gambar ini diambil diam-diam oleh tamu itu.
Karena secara resmi petugas masjid Al-Haram mengharamkan pemotretan di
lokasi masjid, apalagi kalau sampai di dalam ka’bah. Sebagian kalangan
juga membenarkan foto ini lantaran serupa dengan gambar denah yang
diterbitkan resmi oleh kerajaan.
Berikut ini adalah foto-foto yang memperlihatkan isi ka’bah pada saat ini.
Coba anda bandingkan antara
keduanya, mempunyai persamaan khususnya pada bagian dinding keramik
yang berwarna hijau, hal itu membuktikan bahwa foto ini valid.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3pdUcGnMrxkXs9mkP4da75i4ZSlNGrx4J-Qq4YEM3f54DfbYUKQGprrxZDhoqGRyDa1WZ_2xTqjVtNd_KbohnA9QAAAx4BLdYrjiWocR5HCBUN-Gfj3INIuJJLkwPt-pfDs1oqxmebrI/s320/2.jpeg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMw-YyYT070J_v5M5r1-KJnIAGbPJN4ubNg33rXe5h1Gs8pY4Xr0XHhtE2KXADEAAMFHg2MFwVgL6qANrORBlFupkbfXuOSJlhqguGFwRncZ9otIp1uSzsET-qOT8PT79wqVJ0Y92eVcU/s320/3.jpg)
Di tengah–tengah Ka’bah agak meninggi terdapat 3 buah tiang penyangga
yg terbuat dari kayu dan yang dikenal dengan “Tiang Abdullah bin
Zubair“.
Dinamakan demikian karena Allah SWT telah memberikan kemuliaan kepada
beliau, sebagai pembuat tiang penyangga pada atap Ka’bah itu untuk
menghindari kerobohannya.
Sebelah Utara dari Ka’bah terdapat pintu kecil yang dinamakan “Pintu Taubah”. Itu adalah sebuah tanda dari keteguhan.
Pintu Taubah ini terbuat dari kayu pilihan yang dilapisi dengan Emas
dan Perak yang terukir dan dilapisi juga dengan kaca yang tebal sampai
atap Ka’bah.
Pada dinding sebelah Barat
yang berhadapan dengan pintu Ka’bah digantungkan 9 Pigura yang terbuat
dari Marmer dan bertuliskan nama-nama Penguasa-penguasa atau Khalifah
yang telah memperbaiki dan memperbarui Ka’bah yang agung. Kesemuanya
tulisan itu tertulis setelah Abad 6H.![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkxzEezu2rfoc2tfpZILo-75ExF0hT4_ern5i0eqq-t80RJuqitmd5fx-CWA44fSxoQvpZq3AS_GlRYQjphyNgLjQdpp3KezaaVffAC7uhMFikSYAIG9qph6WhJ9CCMhd32J08kASebbc/s320/4.jpg)
Pada dinding Timur antara pintu Ka’bah dan pintu Taubah diletakkan
keterangan tentang perbaikan yang dilakukan oleh Raja Fahd pada tahun
1419H setelah perbaikan terakhir pada zaman Sultan Murod IV dari
Utsmaniah pada tahun 1040H.
Sisi-sisi Ka’bah yang empat dilapisi dengan Marmer putih setinggi 2 Meter
dan diatasnya ditutupi dengan hordeng warna merah dan pink, yang
terbuat dari bahan kain Sutera yang bertuliskan “Syahadatain “ dan Asma
ul-Husna dalam bentuk angka 8 atau 7 Arab berselang-seling. Hadiah
dari Raja Fahd.
Diantara tiga tiang yang ditengah (Tiang Abdullah bin Zubair) ada
tempat untuk meletakkan barang yang terbuat dari Perak murni untuk
menyimpan barang, seperti antara lain : Teko-teko, Pajangan, dan
barang-barang bersejarah lainnya yang terbuat dari Emas dan Perak yang
telah berusia puluhan bahkan ratusan tahun yang lewat sebagai
hadiah-hadiah dari Raja-raja, Khalifah dan para Sultan kepada Ka’bah
sebagai pendekatan dan pengabdian kepada Rabb yang Esa untuk mencari
ridho Nya.
Pencucian Ka`bah biasanya dilakukan dua kali setiap tahun yakni pada
pertengahan bulan Sya`ban sebagai persiapan menghadapi musim Umrah
pada bulan Ramadhan, dan pertengahan Dzulqa`idah sebagai persiapan
menyambut jamaah haji.
Ka`bah biasanya dicuci dengan air zamzam yang dicampur dengan mawar
Thaif dan anbar, sedangkan dindingnya diharumkan dengan parfum misik.
Nizar As-Syaibi, putra tertua keluarga pengurus Masjidil Haram Syeikh
Abdul Aziz As-Syaibi, menyebutkan pencucian Ka`bah merupakan tradisi
yang disunnahkan namun tidak harus dilakukan pada waktu tertentu.
Secara historis, Rasulullah pernah
sekali mencuci Ka`bah pada bulan Sya`ban ketika beliau kembali ke
Mekkah dalam peristiwa “Fathu Mekkah”, setelah beliau membersihkannya
dari patung-patung sesembahan yang berada di dalam maupun di sekitar
Ka`bah. ![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhb7mdliW4ad4iuQ8itFjVQTt7TWOs2Ll3mPXCx6kcVPF9LHVJxvgDblefY-vjhdK3LB0QMwQndhowHleHY8NMV3tPY59QO2lfMBbbISYGiqSCqvun69otgvV8RhPioExCJZ-HtlPW_6MU/s320/5.jpg)
Sejak saat itu, pencucian Ka`bah menjadi sesuatu yang disunnahkan namun
tidak ada waktu tertentu yang dianggap paling utama untuk
melakukannya. Ritual ini adalah bentuk penghormatan terhadap Ka`bah,
khususnya saat sebelum Umrah dan setelah haji.
Tujuan inilah yang paling utama ketimbang sekadar membersihkannya. Pada
saat pencucian pun, pintu Ka`bah tetap tertutup. Pencucian ini tidak
lebih dari sekadar membersihkan debu yang menempel di dinding Ka`bah.
sumber:http://www.kotakhitamdunia.net/2011/08/inilah-isi-didalam-kabah.html
sumber:http://www.kotakhitamdunia.net/2011/08/inilah-isi-didalam-kabah.html
0 komentar:
Posting Komentar